Pemkab Indramayu Diminta Bantu Pembangunan Masjid Assalafiyah
Rabu, 14 Februari 2018 — 13:49 WIB
INDRAMAYU – Syiar Islam di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kian marak setelah hadirnya Pondok Pesantren (Ponpes) Assalafiyah yang dikelola Yayasan Asror Sobari.
Komplek Ponpes Assalafiyah ini berada di lokasi strategis, yaitu Jalan Raya Indramayu – Cirebon.
Ponpes yang dikelola putra Kyai Sobari ini sukses mengembangkan pendidikan keagamaan di masyarakat. Sekarang Ponpes Assalafiyah itu tengah membangun masjid. Berukuran panjang 21 Meter dan lebar 18 Meter. Mampu menampung jamaah shalat sekitar 1.000 orang.
Ketua Yayasan As-Sobari, KH.Asror Sobari dalam percakapannya dengan Pos Kota, Selasa (13/2/18) mengemukakan, biaya pembangunan masjid dianggarkan sebesar Rp1,5 milyar. Saat ini pembangunan masjid baru mencapai 50 persen dan telah menghabiskan anggaran Rp.750 juta. Untuk merampungkan pembangunan masjid ini, pimpinan yayasan masih membutuhkan bantuan dana dari para donatur sebesar Rp750 juta lagi.
Karena itu ia berharap kepada Bupati Indramayu Hj.Anna Sophana memberikan bantuan guna merampungkan pembangunan masjid itu. Saat peletakkan batu pertama pembangunan masjid itu kata KH.Asror Sobari, dihadiri Bupati Indramayu Hj.Anna Sophana, Ketua PBNU Said Aqil Siraj dan sejumlah pejabat lainnya.
“Pada saat peletakan batu pertama, Bupati Indramayu belum memberikan bantuan. Sekarang pembangunannya sudah mencapai 50 persen. Ibu Bupati Hj.Anna Sophana diharapkan memberikan bantuan dana untuk pembangunan masjid ini,” ujar KH.Asror Sobari.
Ponpes Assalafiyah yang dikelola Yayasan As-Sobari tak sekedar mengajarkan kajian kitab kuning seperti pendidikan di Ponpes lainnya, tapi juga menyelenggarakan pendidikan formal dari mulai Madrasah Diniyah, SMP Assalafiyah dan SMK Assalafiyah.
Animo masyarakat menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan ini cukup tinggi. Sebagai gambaran, pendidikan Madrasah Diniyah sekarang memiliki murid 400 anak. Pendidikan SMP Assalafiyah memiliki 150 anak, SMK Assalafiyah memiliki 350 anak. Sementara jumlah santrinya sebanyak 170 anak. Para santri sebagian merupakan penduduk lokal. Sebagian besar lainnya berasal dari Karawang, Bekasi, Subang dan Brebes.
No comments:
Post a Comment